Searching...
Saturday, April 28, 2012

Lima Wajah Kreativitas

Kreativitas mutlak sangat kita butuhkan oleh seorang blogger. Blogger harus senantiasa mencipta tulisan baru agar blog miliknya tak mati suri. Namun sayang, kreativitas tidak diajarkan dengan sungguh – sungguh di sekolah. Justru sebaliknya, sekolah mengajarkan untuk tidak kreatif dengan segala kekakuannya. Karena itulah, tak sedikit orang yang tidak produktif.

Kita terpaksa harus belajar sendiri untuk menjadi kreatif. Nah, masalahnya ada ratusan, bahkan ribuan definisi kreativitas, dan semuanya benar. Lantas, bagaimana cara memahami memahami kreativitas dalam waktu singkat? Untunglah, saya menemukan beberapa tulisan Annete Moser-Wellman mengenai bentuk-bentuk kreativitas. Beliau menyebutnya sebagai lima wajah kreativitas! Kelima wajah itu merangkum pengertian kreativitas sekaligus memudahkan kita untuk memahami diri kita.

The Seer: The Power to Image
Orang-orang Seer mampu melihat dengan kekuatan mental mereka. Seorang pelukis misalnya, ia sudah dapat melihat sebuah imaji dengan mata pikiran mereka sebelum mulai melukis. Penulis terkenal juga seringkali melihat “gambar” yang memicu sebuah ide baru.

Mbah Richard Feynman, fisikawan legendaris, menggunakan kemampuannya membayangkan untuk menciptakan terobosan-terobosan. Ia melihat perhitungan matematis dalam mata pikirannya. Ia melihat rumus-rumus beterbangan dan simbol-simbol yang berwarna-warni. Ia memanipulasi gambaran mental tersebut seperti mengatur perabotan di rumah. Dengan cara itu ide-ide baru mengalir terus.

Bill Gates juga sama, ketika ia mengatakan visinya, “ suatu saat komputer akan ada di setiap rumah… ” Sebuah gambaran mental yang menciptakan masa depan. Kita telah merasakan kekuatan penerawangan Paman Bill bukan?

The Observer: The Power to Notice Detail
Seorang pujangga bernama Robert Frost (1874-1963), suatu ketika jalan-jalan di taman. Ia menemukan sebuah kupu-kupu yang telah mati di antara dedauan kering di tanah. Ia perhatikan bentuk kupu-kupu itu dengan seksama. Ia mendapatkan ide hebat dari pengamatannya. Tak lama kemudian, terciptalah sebuah puisi yang berjudul “My Butterfly”.

Contoh lainnya adalah seorang pemilik toko swalayan (yang awalnya tak tidak terkenal). Beliau memerhatikan bahwa para wanita hamil kesulitan berjalan dari tempat parkir ke pintu masuk toko. Ia memerhatikan hal tersebut, dan muncullah sebuah ide. Ia membuat parkir khusus ibu-ibu hamil yang lebih dekat ke pintu masuk. Hasilnya lebih banyak ibu-ibu yang belanja ke tokonya. Demikianlah, Observer memerhatikan hal-hal kecil dan mendapatkan ide besar dari sana.

The Alchemist: The Power to Connect Domains
Apakah Anda sering berkata pada diri sendiri, “ tampaknya akan lebih baik jika…“? Berarti Anda adalah seorang Alchemist. Alchemist menggunakan ide-ide atau pola-pola yang ada di sekitarnya untuk menciptakan ide baru. Ia mampu meracik hal-hal yang sudah ada menjadi sesuatu yang baru.
Pengarang cerita Naruto tampaknya adalah seorang Alchemist. Ia terinspirasi dari berbagai cerita. Ia mendapat ide tentang sekolah ninja konoha dari sekolah penyihir yang ada di novel Harry Potter. Demikian pula nama-nama tokohnya seperti Orocimaru, Jiraya, Tsunade, dsb adalah tokoh-tokoh dari cerita rakyat di Jepang. Semuanya diramu menjadi sebuah cerita baru yang menarik.
Pengarang cerita Dragon Ball juga seorang Alchemist. Tampaknya ia terinspirasi dari kisah Kera Sakti.

The Fool: The Power to Celebrate Weakness
Semua orang pasti tak mau dikatakan bodoh. Tapi “kebodohan” sebenarnya adalah suatu bentuk kreativitas. Orang-orang fool tak malu-malu berpikir dengan cara yang berbeda dari cara berpikir yang “benar”. Mereka berpikir terbalik, nyeleneh, menyimpang, tidak biasa, terlihat bodoh, tolol, atau hal memalukan lainnya. Anehnya, hasilnya kadang-kadang mengejutkan.

Oprah Winfrey adalah salah satu contohnya. Sudah merupakan hal yang biasa, media mengangkat berita-berita buruk, bahkan ada ungkapan bahwa “ Bad news is a good news”. Demikian pula di dunia talk show, semua host mengangkat masalah si bintang tamu dan mengolok-oloknya agar lucu. Oprah justru berpikir terbalik. Ia justru mengangkat tema kekuatan dan semangat manusia. Sekarang perusahaannya Harpo telah berkembang pesat dengan tema yang sama: kekuatan positif manusia. Sekarang Oprah sudah pensiun sebagai host dan menyokong host-host lainnya.

Acara televisi seperti Opera van Java tampaknya juga menggunakan bentuk kreativitas yang satu ini. Demikian pula sang pengusung ide stand up comedy Indonesia. Mereka melawan arus dengan menyuguhkan humor tanpa kekerasan dan kata-kata kotor.

The Sage: The Power to Simplify
Ada juga orang yang mampu mensintesis informasi yang kompleks menjadi sesuatu yang sederhana!
Ernest Hemingway adalah salah satu contohnya. Ia menciptakan sebuah bentuk tulisan baru yang disebut “gaya jurnalistik”. Ia menggunakan kalimat-kalimat pendek namun indah dalam novel-novelnya. Gaya seperti itu menurut para komentator “telah menggunakan bahasa Inggris yang esensial untuk mengomunikasikan dunia dengan sedikit kata-kata “. Itula kejeniusan Hemingway, kemampuannya menyampaikan sebuah cerita secara sederhana dan mengesankan.

Demikianlah, ada lima wajah kreativitas. Mungkin salah satu ada yang cocok dengan diri Anda. Kalau Anda tak pernah diajarkan mengenai kreativitas, mungkin saja itulah bawaan kreativitas Anda dari lahir. Kita dapat mengasahnya sekaligus mempelajari bentuk kreativitas yang lainnya. Konon kabarnya, orang-orang yang sangat kreatif mampu menggunakan kelima bentuk kreativitas tersebut.
Selamat berkarya!
[tulisan ini pernah saya posting di kompasiana.com]

0 comments:

Post a Comment

 
Back to top!