Searching...
Monday, May 14, 2012

Kecerdasan Mental (IQ) Part II

" Wow hebat! IQ anda di atas 135! Anda jenius! Selamat! ". Eits tunggu sebentar. Apakah benar orang yang mengikuti tes IQ di atas 135 adalah orang-orang jenius? Apakah mereka lebih cerdas dari pada yang lain? Menurut saya belum tentu benar. Dalam beberapa kasus, justru seseorang yang skor tes IQ nya biasa saja lebih berprestasi dibandingkan mereka yang ber-IQ tinggi.

Richard Wallace peneliti mental dan potensi manusia dari Amerika mengatakan bahwa tes IQ hanyalah satu dimensi saja dalam pendekatan tingkat pemberian/bakat (giftedness). Kebanyakan tes IQ justru gagal dalam mengakomodasi jawaban yang berbeda untuk pertanyaan yang telah dirancang oleh disainer tes tersebut. Padahal kebanyakan orang-orang genius justru memiliki pandangan yang ‘di luar kotak’. Mereka melihat dari perspektif yang berbeda dari orang kebanyakan. Sehingga jelas jawaban-jawaban mereka tidak mungkin dapat diakomodasi dari pilihan jawaban yang disediakan di lembar tes IQ.

Disadari atau tidak, sebenarnya tes IQ berpotensi untuk menjadi penghalang bagi suksesan seseorang. Bayangkan saja ada seorang anak yang pada mulanya percaya diri dan yakin bahwa ia cerdas, namun kemudian setelah ikut tes IQ ia mendapat skor kategori 'kurang cerdas'. Apa yang akan dipikirkan anak tadi? “Percuma saja saya belajar. Saya ini anak bodoh, cara apapun tidak akan berhasil.”

Faktor Einstein
Einstein adalah sebuah fenomena. Ketika masih sekolah tingkat dasar, orang tuanya sempat dipanggil oleh Kepala Sekolahnya. Kepala sekolah mengatakan kepada orang tuanya bahwa Einstein kesulitan dalam belajar matematika. Walaupun ia hobi membuat model dan alat mekanik, tapi ia tetap dianggap sebagai pelajar yang lamban.

Para pakar mengatakan IQ Einstein memang di atas rata-rata, namun ia masih di bawah para jenius seperti Thomas Aquinas, Darwin, Rene Descartes, Goethe dan John Stuart Mill. Tetapi Einstein tetap dianggap sebagai ilmuwan paling besar sepanjang sejarah pengetahuan. Apa yang membuat Einstein berbeda dari mereka?

Seorang mantan profesor dari Universitas Allahabad India, A.C. Bharadwaj, mengatakan bahwa seorang genius adalah kombinasi dari 3 I, yaitu : intelektual, imajinasi, dan inovasi. Wajar bila ada orang dengan IQ tinggi bisa menghitung dengan kecepatan tinggi, namun ia tetap bukan Einstein. Mengapa? Einstein tidaklah seperti kebanyakan ahli teoretik dan cendekia lainnya. Ia tidak melihat dunia sebagaimana biasanya. Ia tidak memandang dunia ini dengan pola ‘hitam-putih' yang standar.

Einstein pernah berkata bahwa, “yang penting adalah tidak berhenti bertanya.” Ia melanjutkan bahwa,” Keingintahuan memiliki alasan tersendiri untuk tetap ada. Siapapun tidak akan dapat membantu kecuali berada dalam kondisi takjub dalam kontemplasinya akan misteri keabadian hidup dan keluarbiasaan struktur realitas.”

Hal serupa pernah diungkapkan Marie Curie, orang pertama yang menerima dua hadiah nobel. Marie Curie berusaha memahami dunia ini seperti seorang anak kecil. Ia pernah berkata,”Seorang ilmuwan dalam laboratorium bukanlah seorang teknisi, ia adalah seorang anak kecil yang melawan fenomena alam yang membuatnya takjub seperti kisah dongeng yang sering dibacakan.”

Fenomena di atas menunjukkan bahwa seorang dengan IQ tinggi saja tidak menjamin ia akan menjadi otomatis sukses. Ternyata ada orang-orang yang sebenarnya ‘biasa saja’ tidak begitu ‘gifted’ namun kenyataannya memiliki prestasi melampaui mereka yang diberikan karunia ‘kelebihan’ IQ. Tingkat kecerdasan terbukti dapat ditingkatkan.

Sebagian orang idealis mengatakan bahwa sesungguhnya manusia terlahir sama. Pendapat tersebut ditentang oleh sebagian ilmuwan. Mereka, para ilmuwan mengatakan hukum alam tidaklah egaliter. Setiap manusia terlahir dengan potensi yang unik. Memang para ahli mengatakan bahwa ada korelasi antara kecerdasan intelektual dan faktor keturunan. Namun terbukti sepanjang sejarah tidak ada anak seorang jenius yang benar-benar sehebat ayahnya atau sebaliknya.

Jadi, IQ saja tidak cukup untuk menjadi hebat!

(Bandung, 2008)

0 comments:

Post a Comment

 
Back to top!